Intermezzo
Asal Usul Istilah Fenomena Global Black Friday

Asal Usul Istilah Fenomena Global Black Friday

“Black Friday” adalah istilah yang sangat dikenal di berbagai belahan dunia, khususnya di Amerika Serikat, yang menandai awal dari musim belanja Natal. Istilah ini memiliki asal usul yang menarik dan berasal dari berbagai interpretasi historis.

Awal Mula Istilah “Black Friday”

  1. Asosiasi dengan Keuangan: Secara historis, istilah ini pertama kali dalam konteks keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1869. Pada tanggal 24 September 1869, pasar saham AS mengalami kejatuhan drastis yang disebut “Black Friday”. Kejadian ini terjadi oleh upaya manipulasi pasar oleh dua spekulan saham, Jay Gould dan Jim Fisk, yang mencoba menguasai pasar emas.
  2. Asosiasi dengan Belanja: Penggunaan istilah ini untuk merujuk pada hari belanja besar pada tahun 1950-an atau 1960-an di Philadelphia. Pada hari setelah Thanksgiving, banyak orang mulai berbondong-bondong ke kota untuk memulai belanja Natal mereka. Istilah ini awalnya oleh polisi dan pekerja ritel di Philadelphia untuk menggambarkan kekacauan lalu lintas. Dan kerumunan yang terjadi karena peningkatan lalu lintas dan aktivitas belanja.

Perkembangan Fenomena “Black Friday”

  1. Ekspansi Nasional: Seiring waktu, istilah ini menjadi semakin populer di seluruh Amerika Serikat sebagai hari belanja besar yang menandai awal musim belanja Natal. Diskon besar dan penjualan khusus di berbagai toko dan pusat perbelanjaan menarik jutaan konsumen untuk berbelanja barang-barang dengan harga terbaik.
  2. Fenomena Global: Fenomena “Black Friday” telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Kanada, Inggris, Australia, dan negara-negara lainnya. Meskipun tidak semua negara merayakannya pada tanggal yang sama seperti di AS, namun penawaran besar dan potongan harga yang menggiurkan. Menjadikan istilah ini sebagai salah satu hari belanja paling dinantikan di kalender belanja global.

Kritik dan Kontroversi

Meskipun popularitasnya yang besar, “Black Friday” juga sering kali menuai kritik terkait konsumerisme berlebihan, dampak lingkungan. Kekhawatiran atas keamanan konsumen dalam kerumunan besar di toko-toko fisik. Namun, bagi banyak orang, istilah ini tetap menjadi kesempatan untuk mendapatkan barang-barang dengan harga diskon yang biasanya tidak mereka dapatkan sepanjang tahun.

Kesimpulan

“Black Friday” tidak hanya menjadi hari belanja besar, tetapi juga mencerminkan bagaimana tradisi dan budaya belanja dapat mempengaruhi ekonomi dan masyarakat secara luas. Dari asal usulnya yang terkait dengan keuangan hingga fenomena globalnya saat ini. Istilah ini terus berkembang dan menunjukkan peran pentingnya dalam budaya konsumen modern di seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *